Monday, August 3, 2020

DIABETES MELITUS TIPE 2 penyebab serta pencegahannya



Diabetes melitus atau penyakit gula atau yang kita kenal juga sebagai penyakit kencing manis ini adalah penyakit yang sering kita temukan dilingkungan kita atau juga dikeluarga kita sendiri.
terbukti dari laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menunjukkan prevalensi diabetes mellitus pada penduduk dewasa Indonesia sebesar 6,9% di tahun 2013, dan melonjak pesat ke angka 8,5% di tahun 2018. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), bahkan memprediksikan penyakit diabetes mellitus akan menimpa lebih dari 21 juta penduduk Indonesia di tahun 2030.
Ancaman diabetes melitus tentunya menjadi salah satu masalah kesehatan utama yang menyedot perhatian besar di Indonesia.

Defenisi
Diabetes Melitus adalah  sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hyperglikemia (Smeltzer S,Bare B,2001)
Diabetes Melitus tipe II merupakan tipe diabetes yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90 %), juga sering disebut diabetes yang dimulai pada masa dewasa, dikenal sebagai NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Tanpa intervensi yang efektif, kekerapan diabetes melitus tipe II akan meningkat disebabkan  oleh berbagai sebab hal misalnya bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya gerak dan pola makan tidak sehat.

Penyebab
Pola hidup dan makan sekarang ini disinyalir menjadi pemicu timbulnya Diabetes Melitus, berikut ini beberapa penyebab diabetes melitus (Mistra,2004)
-      Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup tidak sehat, lingkungan, dan usia.
-      Pola makan yang beruba kearah makanan cepat saji (instant) yang memiliki gengsi dan lemak tinggi dibandingkan makanan alamiah.
-          Perokok
-          Adanya riwayat keluarga yang terkena diabetes melitus (turunan)
-          Stress menghadapi hidup atau persoalan lain
-          Kegemukan

Patofisilogi
Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci yang kurang sehingga meskipun anak kunci (insulin) banyak tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk kedalam sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan pada diabetes melitus tipe I. perbedaan adalah diabetes melitus tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, juga kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin (Soegondo S. dkk, 2004)

Tanda dan Gejala
Gejala klasik penyakit diabetes melitus, dikenal dengan istilah trio-P, yaitu:
a.      Poliuria (banyak kencing).
b.      Polidipsi (banyak minum).
c.       Polipagia (banyak makan).
       Gejala-gejala yang biasa tampak pada penderita diabetes melitus adalah sebagai berikut:
a.      Adanya perasaan haus yang terus menerus.
b.      Sering buang air kecil (kencing) dan jumlah yang banyak.
c.      Timbul rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
d.     Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun.


Komplikasi Diabetes Melitus
Komplikasi yang mungkin terjadi pada saat terkena diabetes melitus:
a.      Gangguan atau kerusakan jantung
b.      Gangguan saraf otot yang menyebabkan stroke
c.      Gangguan kelamin, impotensi, atau disfungsi ereksi
d.     Gangguan atau kerusakan paru-paru (TBC)
e.      Gangguan atau kerusakan saraf tepi pada bagian tubuh sehingga sering kesemutan atau pegal-pegal.
f.       Gangguan atau kerusakan ginjal yang bisa berakhir dengan gagal ginjal.
g.      Gangguan atau kerusakan mata seperti katarak atau kebutaan total (retinopati).
h.      Ganggren atau luka terus membusuk dan kadang berujung pada vonis amputasi.

Terapi Diabetes Melitus
Terapi terbaru bagi penatalaksanaan diabetes mellitus dibagi menjadi:
1.     Terapi primer
Terapi primer terdiri atas diet diabetes mellitus, latihan fisik/ olah raga dan penyuluhan kesehatan.
2.     Terapi sekunder
Terapi sekunder terdiri atas obat antidiabetika dan cangkok pangkreas

Mencegah diabetes melitus tipe 2, antara lain:
·         Mempertahankan berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan rendah lemak.
·         Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayur.
·         Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.
·         Berolahraga secara rutin dan banyak melakukan aktivitas fisik.
·         Mengurangi waktu duduk diam terlalu lama, seperti ketika menonton televisi.
·         Menghindari atau berhenti merokok.

No comments:

Post a Comment