Tuberkulosis adalah infeksi penyakit menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis,
suatu basil aerobic tahan asam, yang ditularkan melalui udara (airbone).
Pada hampir seluruh kasus tuberculosis, didapatkan melalui inhalasi partikel
kuman yang kecil (sekitar 1-5 µm). droplet dikeluarkan selama batuk, tertawa,
atau bersin (Asih, 2003).
Tuberculosis adalah penyakit
yang dikendalikan oleh imunitas perantara sel. Sel elektornya adalah makrofag,
sedangkan limfosit (biasanya sel T) adalah sel imunoresponsifnya (Price S.A,
1995).
Penyebab dari penyakit tuberkulosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, yaitu Mycobacterium Tuberculosis. Mikcobakteria adalah bekteri aerob, berbentuk batu yang membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai, jika telah diwarnai bakteri ini tahan terhadap peluntur warna (dekolarisasi) asam atau alkohol oleh karena itu dinamakan bakteri tahan asam atau basil tahan asam (Hiswani, 2005).”
“Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan, bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan napas atau paru-paru. kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari cabang trakea bronkialis bersama dengan gerakan silia dalam sekretnya.Bila kuman menetap di jaringan paru maka akan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk kedalam organ tubuh lainya. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka akan menjalar keseluruh bagian paru sehingga terjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga diikuti pembesaran getah bening hilus. Semua proses ini terjadi dalam waktu 3-8 minggu (Suyono, 2001).
Tanda dan Gejala
Gejala
klinik tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu
gejala
respiratorik dan gejala sistematik.
a. Gejala respiratorik
1) Batuk ≥ 3 minggu
2) Batuk darah
3) Nyeri dada
b. Gejala sistematik
1) Demam
2) Gejala sistematik lain : lemas,
keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.
Komplikasi dari tuberculosis
a. Batuk darah
b. Pneumotoraks (udara pada rongga pleura)
c. Gagal napas
d. Gagal jantung
e. Efusi pleura
(Perhimpunan
Dokter Paru Indonesa, 2003).
PencegahanTuberkulosis
Dapat
dilakukan dengan cara :
1. Vaksinasi Bacille Calmette
Guerin (BCG) pada bayi dan anak Pola hidup sehat
2. Diagnosis dan pengobatan tuberkulosis Basil Tahan Asam (BTA) posistif untuk
mencegah penularan
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesa, 2003).
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesa, 2003).
Pengobatan TB dilakukan dengan dua fase yaitu :
- Fase awal intensif, dengan kegiatan bakterisid untuk memusnahkan populasi kuman yang membelah dengan cepat.
- Fase lanjut, melalui kegiatan sterilisasi kuman pada pengobatan jangka pendek atau kegiatan bakteriostatik pada pengobatan konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Y.N.G. 2003. Keperawatan medikal Bedah Klien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. EGC, Jakarta.
Hiswani. 2005. Tuberkulosis Merupakan Penyakit Infeksi yang
Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat. Available from :
http;//www. library.usu.ac.id/download/fkm/_hiswani G.pdf.accessed June 2008.
Perhimpunan dokter Paru
Indonesia, 2003. Tuberkulosis Paru
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Price, S.A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. EGC, Jakarta.
Suyono.S. 2001 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
kedua edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Uneversitas Indonesia, Jakarta.