A. PENGERTIAN
Hipertensi
berasal dari bahasa latin “Hyper dan Tension” berarrti super atau luar biasa
dan tension berarti tekanan atau tegangan. Hipertension akhirnya menjadi
istilah kedokteran yang popular untuk menyebut penyakit darah tinggi.
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diastolik 120 mmHg. Hipertensi dapat difenisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan
diastoliknya 90 mmHg. Pada populasi lansia hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolic 90 mmHg.
B. KLASIFIKASI
Hipertensi
pada usia lanjut dibedakan atas :
a. Hipertensi
dimana tekanan sistoliknya sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau
diastoliknya sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi
sistolik terisolasi dimana tekanan sistoliknya lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastoliknya lebih rendah dari 90 mmHg.
C. ETIOLOGI
Penyebab
hipertensi pada lansia adalah terjadi perubahan pada :
1. Elastisitas
dinding aorta menurun
2. Katup
jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan
jantung memompa darah turun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan
jantung memompa darah menurun menyebabkan kontraksi dan volumenya
4.
Kehilangan
elastisitas pembuluh darah
5. Meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer
D. TANDA
DAN GEJALA
Tanda
dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi tidak ada gejala dan gejala yang
lazim. Tidak ada gejala spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi artenal tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak teratur. Gejala lazim meliputi nyeri kepala dan kelelahan
E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme
yang mengontrol kontusi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jenis saraf
sypatis yang akan berlanjut kebawah ke corda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis gangguan simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem
syaraf simpuls ke gangguan spinalis : (Brunner & Suddart, 2002).
F. PATHWAY
G. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Riwayat
dan pemeriksaan fisik cedera menyeluruh pemeriksaan retina, pemeriksaan
loboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung, EKG
untuk mengetahui hipertrofi ventikel kiri, urinalisa untuk mengetahui protein
dalam urin, darah, dan glukosa. Foto dada dan CT-Scan.
H. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan
hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140, 190 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1.
Terapi
tanpa obat
Untuk
hipertensi ringan meliputi :
-
Diet
-
Latihan
fisik
-
Edukasi
psikologis
2.
Terapi
dengan obat
Terapi
pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja, tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat.