Tuesday, June 23, 2020

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI




A.    PENGERTIAN
Hipertensi berasal dari bahasa latin “Hyper dan Tension” berarrti super atau luar biasa dan tension berarti tekanan atau tegangan. Hipertension akhirnya menjadi istilah kedokteran yang popular untuk menyebut penyakit darah tinggi. Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik 120 mmHg. Hipertensi dapat difenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya 90 mmHg. Pada populasi lansia hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolic 90 mmHg.

B.     KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
a.   Hipertensi dimana tekanan sistoliknya sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastoliknya sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b.   Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistoliknya lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih rendah dari 90 mmHg.

C.    ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada lansia adalah terjadi perubahan pada :
1.     Elastisitas dinding aorta menurun
2.     Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3.   Kemampuan jantung memompa darah turun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun   kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan kontraksi dan volumenya
4.     Kehilangan elastisitas pembuluh darah
5.     Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

D.    TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi tidak ada gejala dan gejala yang lazim. Tidak ada gejala spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi artenal tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur. Gejala lazim meliputi nyeri kepala dan kelelahan


E.     PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontusi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jenis saraf sypatis yang akan berlanjut kebawah ke corda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis gangguan simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem syaraf simpuls ke gangguan spinalis : (Brunner & Suddart, 2002).

F.    PATHWAY

 
G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Riwayat dan pemeriksaan fisik cedera menyeluruh pemeriksaan retina, pemeriksaan loboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung, EKG untuk mengetahui hipertrofi ventikel kiri, urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, dan glukosa. Foto dada dan CT-Scan.

H.     PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140, 190 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1.      Terapi tanpa obat
Untuk hipertensi ringan meliputi :
-          Diet
-          Latihan fisik
-          Edukasi psikologis
2.      Terapi dengan obat
Terapi pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja, tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.  




No comments:

Post a Comment