Friday, July 3, 2020

Apa itu Anemia dan bagaimana gejalanya




Pengertian anemia dan gejalanya
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit dan hemoglobin menurun sehingga kemampuan darah untuk mengangkut oksigen berkurang. Tanda-tanda dari anemia adalah:
1.      jumlah eritrosit kurang dari normal
2.      konsentrasi hemoglobin kurang dari normal
3.      nilai hematokrit kurang dari normal.
Decie dan Lewis menggolongkan keadaan normal dari hemoglobin darah tepi dalam beberapa golongan, antara lain: 12
1.      laki-laki dewasa                                                    13,5 - 18,0 g /100 ml
2.      wanita dewasa                                                      11,5 – 16,5 g/100 ml
3.      janin cukup bulan                                                  13,6 – 19,6 g/100 ml
4.      anak-anak, 3 bulan                                                9,5 – 12,5 g/ 100 ml
5.      anak-anak, 1 tahun                                                11,0 – 13,0 g/100 ml
6.      anak-anak, 10 – 12 tahun                                      11,5 – 14,8 g/100 ml
Penyebab anemia digolongkan dalam tiga kategori umum, yaitu produksi sel darah merah yang kurang, kehilangan darah dan kecepatan destruksi sel darah merah yang lebih cepat daripada pembentukannya oleh sumsum tulang.
Sebagian besar penderita anemia tampak lemah dan cepat lelah setelah melakukan aktivitas ringan. Penderita juga terlihat pucat, hal ini dapat jelas terlihat pada pemeriksaan daerah mukosa. Kedua hal ini terjadi karena pengurangan pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan rendahnya kadar hemoglobin dan penurunan volume darah.
Kompensasi dari keadaan ini dapat berupa peningkatan cardiac output, kecepatan pernapasan yang meningkat, dan peningkatan afinitas oksigen dari hemoglobin. Pasien juga
sering mengeluh sakit kepala, palpitasi, vertigo, tekanan darah yang rendah, kadang terjadi edema dan murmur sistolik.

Klasifikasi Anemia
1.      Berdasarkan morfologinya:
A.    Anemia mikrositik hipokromik, contohnya:
§ Anemia defisiensi besi
§  Thalasemia
§  Anemia sideroblastik
B.     Anemia normokromik normositik, contohnya:
§  Anemia perdarahan akut
§  Anemia aplastik
§  Anemia pada penderita penyakit kronik
§  Anemia hemolitik
§  Anemia pada gagal ginjal
§  Anemia pada kelainan endokrin
C.     Anemia mikrositik, contohnya:
§  Anemia megaloblastik: defisiensi vitamin B12, defisiensi folat, malabsorpsi, gangguan karena obat.
§  Anemia makrositik nonmegaloblastik: hemolitik, penyakit hati, post splenctomi, mixudema.
2.   Berdasarkan patogenesis:
A.    Anemia hemolitik
B.     Anemia defisiensi besi
C.     Anemia post hemoragik
D.    Anemia defisiensi vitamin B12
E.     Anemia aplastik
3.   Berdasarkan etiologinya:
A.    Kehilangan darah:
§  Akut
§  Kronik
B.     Hemolisis/ destruksi eritrosit yang berlebihan:
§  Faktor ekstra korpuskuler: Antibodi, infeksi (malaria), obat.
§  Intrakorpuskuler:
1)      Herediter: Kelainan membran, enzim, hemoglobinopati.
2)      Akuisita: PNH, keracunan Pb
C.   Gangguan produksi eritrosit:
§  Defisiensi substansi esensial : defisiensi Fe, folat, Vitamin B12.
§  Defisiensi eritroblast : Anemia aplastik (atrofi sumsum tulang), pure red cell anemia
§  Infiltrasi sumsum tulang : leukimia, limfoma, multiple myeloma, karsinoma, sarkoma, mielofibrosis
§  Kelainan endokrin : mixedema, Addison's desease, insufisiensi hipofisis, hipertiroidisme
§  Penyakit ginjal kronik, sirosis hati
Pengobatan anemia secara rasional pada hakekatnya adalah pengobatan terhadap etiologi dari penyakit dasarnya, maka diperlukan pengetahuan yang cukup dari mekanisme anemia tersebut. Akan tetapi kita telah mengetahui pula pada banyak etiologi anemia merupakan penyakit yang sulit atau bahkan tidak dapat diobati secara cepat dan mudah. Oleh karena itu, untuk penyelamatan jiwa pasien maka kita harus memberikan pengobatan atau tindakan terhadap keadaan kadar hemoglobin yang terlalu rendah yang mengancam jiwa 11.
Pertama-tama setelah kita menemukan adanya anemia tersebut harus segera kita atasi, dengan tidak memperhatikan dahulu etiologi anemianya hal ini mengingat keadaan-keadaan sebagai berikut:
§  Untuk mencapai diagnosa etiologis sering memerlukan waktu agak lama
§  Sering etiologi anemia merupakan penyakit yang sukar bahkan tidak dapat diobati.
Untuk maksud ini maka diberikan transfusi darah atau dengan komponen darah. Kapan kita melakukan transfusi darah?
§  Pasien yang harus segera dilakukan operasi dimana didapatkan kadar hemoglobin kurang dari 10 g %
§  Pasien yang masih menunjukkan perdarahan secara aktif
§  Telah ditentukan bahwa kita tidak mempunyai terapi spesifik terhadap anemianya
§  Pasien yang sedang dapat terapi supresi terhadap sumsum tulang (sedang dapat kemoterapi)
§  Bila terdapat tanda-tanda gangguan dalam transport oksigen (gangguan sistem kardiovaskuler atau respirasi)
§  Bila ada tanda-tanda yan menunjukkan adanya kebutuhan oksigen yang meningkat. Pada PNH (Paroxymal Nocturnal Hemoglobin Urine) diberikan transfusi dengan washed red cell 11.

No comments:

Post a Comment